TAKUT MENDAPAT SAINGAN
Oleh
: Jauhar H. A. Rasyid, S. Ag
Bila pada diri seseorang menginginkan atau mencintai sesuatu maka
dirinya merasa khawatir kalau mendapat saingan dari orang lain, sehingga tidak terkabullah apa yang ia inginkan.
Dengan demikian maka setiap kelebihan
yang ada pada orang lain senantiasa diusahakan untuk ditutup-tutupi.
Bila tidak, dan ternyata persaingan itu sempurna, bias jadi berkuranglah kewibawaannya.
Sebagai
contoh adalah seorang wanita saling dengki mendengki untuk memperebutkan calon
suami dan sebaliknya begitu juga.
Masing-masing tentu berusaha sekuat
tenaga untuk mencoba mencari muka atau dalam istilah agama “ Bermujamalah ”.
dalam lingkungan saudara kandung sering pula terjadi dengki mendengki guna
memperoleh tempat di hati ibu dan bapak untuk maksud memperoleh posisi,
kedudukan dan harta.
Begitu pula dengki mendengki sesama
siswa di hadapan guru, guna memperoleh tempat dan tingkat di hati sang guru, pegawai kerajaan/kesultanan, berlomba-lomba saling dengki mendengki guna
mencari hati di hadapan sang penguasa.
Tidak menutup kemungkinan, juga terjadi di kalangan guru dan dosen. agar
dirinya memperoleh posisi, kedudukan, pangkat dan harta. Begitu pula seorang
alim saling dengki mendengki dengan sesama kawannya guna mencari pengaruh
tentang paham dan pola pikirnya. Sangatlah bagus, kalau pola pikirnya ditunjang
oleh ilmu pengetahuan yang rasional dan sehat. Tapi kalau tidak, alangkah
busuknya itu. Semua yang dengki saling berebut pengaruh guna mempertahankan kewibawaannya
di hadapan sesama manusia. Adapun motifnya satu sama lain berbeda.
Hubbul Jah (senang
dipuja) dan Hubbur Riyasah (ambisi kedudukan) kedua-duanya saling berkaitan. Sama
sekali ia tidak menoleh dan melihat kelemahan dirinya. Pujian dan sanjungan
pada dirinya, diterima dengan penuh kesombongan. Seakan-akan dirinya tak ada
tolak bandingnya. Karena itulah segla-galanya ia ingin kuasai. Bila didengar
olehnya ada orang yang menandinginya pada pojok dunia nan jauh, maka yang
demikian akan menyakitkan hatinya. Ia malah menginginkan agar orang itu mati
atau hilang pengaruhnya, sebab menyaingi kedudukannya.
Hal
itu bisa saja terjadi dalam berbagai segi, misalnya dalam hal kebenaran (saja’ah)
atauupun pengetahuan, dalam hal ibadah atau mu’amalah, kecantikan dan kekayaan.
Jelasnya, bahwa ingin satu-satunya di muka bumi tanpa ada yang menandingi,
ingin agar dirinya jadi sang juara. Puaslah… bila orang lain tidak ada yang
sepertinya.
Yang
menjadi sebab dalam hal ini adalah bukanlah permusuhan, ta’azzuz, kesombongan
terhadap orang yang didengkinya dan takut dari kehilangan suatu
tujuan, selain semata-mata ingin jadi kepala atau posisi tertentu, dengan
asumsi bahwa ia satu-satunya yang paling mampu dalam menangani hal tersebut. Pada
hal semua itu adalah Nonsen besar, ibarat kata pepatah “ Tong Kosong Nyaring
Bunyinya”. “ Besar Mulut Sempit Hati “
Berkaitan dengan problem di atas,
sangatlah cocok dengan pernyataan Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah : 34 yang
berbunyi
وَإِذْقُلْنَا
لِلْمَلـــــئِكَةِاسْجُدُوْالأٰدَمَ فَسَجَدُوْا إِلاَّإِبْلِيْسَ أَبٰى
وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
Artinya :
“ Dan ketika kami mengatakan kepada Malaikat “
tunduklah kamu kepada Adam.
Lalu mereka tunduk kecuali Iblis. Dia enggan dan menyombongkan dirinya dan dia
termasuk orang-orang kafir “ (QS. Albaqarah : 34)
Individu-individu seperti yang tertulis
dalam problem di atas adalah masuk dalam golongan syetan. Di dalam kalbunya
tertanam sifat-sifat syetan. Na’udzu billah…
SOLUTION
/ الْخُرُوْجُ
Dengki adalah sebagian penyakit
besar yang bersemayam dalam hati. Penyakit itu tidak akan bisa terobati,
melainkan melalui jalan ilmu dan amal. Ilmu yang bermanfaat untuk mencegat penyakit
dengki adalah : bahwa kita meyakini dengan sepenuhnya, kalau dengki itu tidak
akan membawa manfaat bahkan mudharat baik dari segi dunia maupun akhirat.
Demikian pula, tak ada melaratnya bagi orang yang didengki, akan tetapi ia memperoleh
manfaat pada dunia dan akhirat.
Sekiranya anda mengetahui hal ini
dari penglihatan mata hati dan penglihatan itu bukan musuh pribadi anda dan
teman musuh anda, tentu tidaklah, bahwa anda akan berpisah dari kedengkian
Wallahul
Musta’an Minal Hasad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar